Jumat, 14 September 2018

Disaat Kegagalan Terus Mengalir


       saya pernah ajukan pertanyaan kepada publik di sebuah situs pertukaran pengetahuan, ya itu QUORA, dengan pertanyaan.

Apa yang akan kamu lakukan saat terus-menerus ditimpa kegagalan?


        dan terdapat salah satu jawaban yang sangat menginspirasi, 



Terus membidik tujuan saya ke depan dan berusaha keras. Panah itu semakin ditarik ke belakang, melesatnya akan semakin jauh.


ok, singkat saja, disini saya akan ceritakan sedikit tentang pengalaman saya selama mengejar apa yang menurut saya terbaik.
      sejak kecil saya bercita cita untuk menjadi seorang abdi negara yaitu seorang tentara, waktu waktu berlalu semangat untuk mendapatkan cita cita semakin mengakar, dan seketika pula hal itu runtuh karena saya sadari bahwa hal itu tak akan mungkin untuk dikejar, Why? karena setelahnya memasuki semester terakhirku di SMA tinggi badan ini belum juga bertambah, dan tetap saja masih berada di bawah 160 cm, sedangkan syarat utama untuk menjadi seorang tentara, jelas tinggi minimalnya 163cm.
   Sejak itu sekitar bulan januari 2018 saya putuskan untuk berpindah haluan, yaitu untuk kuliah di PTN, yah karna saat itu hanyalah PTN yang menurutku terbaik. akan tetapi semua yang saya inginkan tak ada yang berhasil SNMPTN, SBMPTN, SPANPTKIN, PMDKPN, Sekolah Kedinasan, Ujian mandiri, semuanya GAGAL!!!
   Akan tetapi saya bukan seorang perenung kegagalan, yah walaupun jujur setelahnya itu tak ada lagi harapan yang akan kujalani, karena gak ada niat sedikitpun untuk kuliah di PTS. tapi ternyata Tidak!!!
   Semenjak pengumuman perguruan tinggi negeri telah di buka semua, dan tak ada satupun namaku tercantum di daftarnya. orang tua ku semakin mendesakku untuk mendaftarkan diri di swasta yang benar - benar tak satupun ada niat dan minatku untuk kuliah di swasta, karena akibat beberapa hal, (1) gengsi akan teman. (2) mengejar yang menurutku terbaik. (3) biaya juga yang tak tertinggal. karena jelas kalau kita kuliah di swasta maka akan banyak sekali pengeluaran - pengeluaran untuk biaya ini itu dan lain lain.
   Akan tetapi akibat dorongan dari orang tua maka saya putuskan untuk kuliah di swasta, saya pilih salah satu dari yang menurutku itu adalah PTS yang terburuk dalam pemikiranku pada saat diriku gencar gencarnya mengejar PTN unggulan.
    Yang terdapat dalam fikirku hanyalah 1 ingin saya buktikan kepada instansi yang telah menolak, disini saya bertekad untuk bisa menjadi lebih baik dan bisa lebih bermanfaat untuk orang - orang yang berada di sekelilingku.
    Laluapa yang direncanakan tuhan untuk ku, justru Dia tunjukan di PTS yang ini. kala pendaftaran memang sedikit ada kendala, tetapi justru :
(1) belum juga ospek berlangsung saya telah diperkenalkannya dengan beberapa Dosen dan orang orang penting.
(2) selama proses ospek saya dapat dikenal oleh orang - orang aktifis di kehimaan.
(3) dan masih banyak lagi yang lainnya yang tak perlu saya sebutkan.
       Justru setelah itu saya semakin bisa bersyukur, dan sadar apakah di kampus kampus yang saya harapkan saya bisa mendapatkan keajaiban seperti ini. wallahualam yang jelas Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan, bukan hanya tahu apa yang kita inginkan.

Jelas, kata - kata yang terbaik untuk pengalaman ini ialah. 

"Suatu hal yang di niati karena nafsu tak akan berakhir dengan baik" "Manusia hanya dapat berencana, tetapi Tuhan yang menentukan""Yang menurut saya baik, belum tentu menurut mereka itu baik.  Yang menurut mereka baik, belum tentu menurut Tuhan itu baik.  Yang Menurut Tuhan Baik, itu adalah hal terbaik bagiku dan bagi mereka."

seperti apa yang dikatakan oleh Bob Sadino dia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan.

Kalau mau berhasil, carilah kegagalan sebanyak-banyaknya!


"Hadapilah kegagalan dengan bersabar."


‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.

Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal. 250, Mawqi’ Al Waroq)
Yang dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju. (Lihat ‘Uddatush Shobirin wa Zakhirotusy Syakirin,  hal. 10)

Akhir kata 
Jadilah Manusia yang Bermanfaat, Bukan Manusia yang Dimanfaatkan

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah memberi masukan kepada kami.